KATA
PENGANTAR
Om swastyastu,
Teriring salam dan doa semoga kita selalu
diberi kemudahan dan jalan dalam setiap aktipitas keseharian kita.
Puji
syukur tak lupa saya panjatkan kehadapan Hyang Widhi
Tuhan Yang Maha Esa karena berkan ijin dan kuasanyalah sehingga saya bias
menyelesaikan makalah ini dengan tiada halangan yang berarti. Makalah
ini berjudul “ Manusia dan Keindahan “ dimana didalamnya membahas tentang makna
keindahan, makna renungan , serta makna kehalusan..
Pada
dasarnya makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas matakuliah Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar, Namun lebih dari itu
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan
kita umumnya tentang manusia dan keindahan.
Ucapan
terima kasih kepada dosen pengapuh mata kuliah ISBD, seluruh teman-teman
biologi, serta semua yang ikut memberikan bantuan baik berupa materi, tenaga
ataupun sumbangsi pikiran atas terselesaikanya bku ini. Kurang dan lebihnya
penulis memohon maaf dan akhir kata saya ucapkan banyak terimakasih.
Gorontalo, April 2011
Penyusun
I Ketut Sukarma
Nim. 431 408 032
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………...…… i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………….…….…ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………..…………………………………...… 1
1.2 Rumusan masalah…………………..…………………………..….…... 1
1.3 tujuan……………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian keindahan…………………………………………………… 2.
B. Makna keindahan… ……………………………………………………. 5 C.Renungan…………………………………………………………...…….
7
D. Keserasian………… …………………………………………………… 8
E. Kehalusan………………………………………………………...……… 9
f. Manusia dan keindahan………………………………………….…….…
10
BABIII
PENUTUP………………………………………………………………… 13
3.1 Kesimpulan………………………………………………..…………… 13
3.2 Saran ……………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Ditinjau
dari segi bahasa,Kei n dah an berasal dari kataI n dah, diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keindahan dalam arti estetika murni
menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu
yang diser apnya. Keindahan dalam ar ti terbatas mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera
Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Nilai
Estetikmenurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis
nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan
sebagainya. Renunganberasal dari kata
renung, merenung artinya dengan diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil mer enung. Keser asi anber asal dar i kata ser asi; ser
asi dar i kata dasar Rasiar tinya cocok,
sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung
unsur penger tian per paduan, ukur an
dan seimbang. Kehal usanberasal dari
kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
1.2.Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1)
Bagaimanakah makna keindahan ?
2)
Bagaimanakah makna keserasian?
3)
Bagaimanakah makna kehalusan ?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menyadari makna
keindahan, , keserasian, dan kehalusan
bagi manisia serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian keindahan
Kei ndahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty"
adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita
rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya
Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu ter masuk indah yang merupakan ciptaan
Tuhan secar a langsung.
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta
manusia. Keindahan yang merupakan karya
cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia
itu universal, akibat pemaknaannya akan
ber beda. Per bedaan itu dibatasi oleh r uang dan waktu. Keindahan juga identik
dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenar an adalah keindahan.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Sesuatu yang
mengandung kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan juga bersifat Universal,
yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode,
kedaerahan. Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilaiEsteti k
itu? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan.
Menurut sejarahYun ani kuno abad 18, pada saat itu pengertian keindahan
telah di pelajari oleh para Filsuf. MenurutThe Liang Gie dalam bukunya “ Garis
Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan
diterjemahkan dengan kata “Beautiful” , bahasa Perancis “Beau” , Italia dan
Spanyol “Bello” , kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum” , akar
katanya adalah “Bonum” yang ber ar ti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan menjadi tiga macam penger
tian, yaitu :
a)
Keindahan Dalam Ar ti Luas
Keindahan dalam arti luas,
menurutThe Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa
dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah
dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang ber bicar a tentang ilmu yang indah
dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicar
akan oleh or ang- or ang Yunani mengenai buah pikir an yang indah dan adat
kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan
dalam arti estetik disebutnya “
Syimmetria” , untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni
pahat dan arsitektur) dan “Har monia” untuk keindahan bedasar kan pendengar an (musik).
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
a)
Keindahan Seni
b)
Keindahan Alam
c)
Keindahan Moral
d)
Keindahan Intelektual
b)
Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorangdalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diser apnya.
c)
Keindahan Dalam Ar ti Ter batas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera
Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai
kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita
(Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions).Thomas Aquinos(1225-1274)
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat
(Id qout visum placet).
Kata estetika berasal dari kata
Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya
pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis,
Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu
yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan
kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat member ikan r asa
senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat
dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya,
pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan
per asaan, tetapi ber hubungan dengan pikir an, etika dan logika.
TeoriThe Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai
Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang ber hubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan keindahan :
a)
Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman
sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai
kemanusiaan dan dipandang sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral
bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak indah.
b)
Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini
dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu
tidak indah.
c)
Penderitaan Manusia
Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal ini
merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar
untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan adalah r esiko hidup manusia,
tapi hampir semua or ang menyukai adanya penderitaan, dan menganggap
penderitaan merupakan hal yang tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
d)
Keagungan Tuhan
Keindahan mer upakan anuger ah yang diber ikan oleh manusia dan maka dari
itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari kita
mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni, seperti melukis
pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang Agung yang diciptakanoleh
Allah untuk kita sebagai hambanya.
B.
Makna Keindahan
Sebenarnya yang namanya keindahan
itu secar a akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada
saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu
cabang dar i filsafat yang tidak lain ber bicar a soal keindahan.
Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli
antara lain :
v
Mortiner Adler mendefinisikan keindahan
adalah Sifat dar i suatu benda yang
member i kita kesenangan yang tidak
berkepentingan yang kita bisamemper ol ehnya semata-mata dari memikirkan atau
melihat benda individual itu sebagaimana adanya.
v
Thomas Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu
yang menyenangkan ketika dilihat.
v
Charles J. Bushell mendefinisikan keindahan
adalah Kualitas yang mendatangkan penghar gaan yang mendalam tentang bebagai
nilai atau ideal yang membangkitkan
semangat Kei ndahan adal ah per paduan
dar i sesuatu yang bai k bentuknya dengan yang ber tenaga hidup. Kini studi
estetika sebagai ilmu yang dipelajari bukanlah cara untuk menikmati keindahan, tetapi usaha untuk
v
David Hume Hamsterhuis mendefinisikan keindahan
adalah Yang i ndah adal ah yang pal i ng banyak mendatangkan r asa senang, dan
i tu adal ah yang dalam waktu sesingkat-
singkatnya paling banyak member ikan
pengalaman yang menyenangkan
v
Kahlil Gibran Keindahan adalah sesuatu yang
menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta
yang tidak memberi namun menerima
v
Winchelmann : Keindahan dapat ter lepas sama
sekali dar i kebaikan
v
Sulzer : Yang
indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan har us
dapat memupukan r asa mor al. Jadi
ciptaan- ciptaan yang amor al tidak bisa
dikatakan indah, kar ena tidak dapat digunakan
untuk memupuk moral
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus
percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan
mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dar i ber bagai penger tian
yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok
pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan
dar i suatu penger tian yang dikemukakan seseor ang sesuai dengan pengel ompokan
seseor ang sesuai dengan pengel ompokan- pengel ompokan yang ada. Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita
buat adalah sebagai berikut :
1)
Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik
pijak atau landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang
bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu Keindahan
Objektif, adalah keindahan yang memang ada pada objeknya sementar a kita sebagai pengamat har us mener
ima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan
Subjektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang
melihat dan menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (Subjek)
tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau
kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.
2)
Pengelompokan
pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya. Bertitik tolak dari
landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstr ak
dan keindahan sebagai sebuah benda ter tentu yang memang indah. Perbedaan
semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa inggris yang
mengenalnya istilahBeau t y untuk keindahan yang pertama, dan isitilahThe
beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal- hal ter tentu yang
memang indah.
3)
Pengelompokan pengertian keindahan berdasar
luas-sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian
keindahan dalam ar ti luas, dalam ar ti estetik mur ni, dan dal am ar ti yang
ter batas. Dar i apa yang dikemukakan di
atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Per tama, keindahan menyangkut persoalan
filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah bar ang tentu bisa
ber macam- macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna relatif,
yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.
C.
Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung
artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil mer enung. Merenung artinya secara diam-diam memikirkan
sesuatu hal kejadian dengan
mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicar aan dalam hati kita tentang suatu hal. Setiap or ang per nah mer enung. Sudah tentu kadar r enungannya satu sama lain
ber beda, meskipun objek yang dir enungkannya sama, lebih pula apabila objek r enungannya ber beda. Jadi apa yang dir enungkannya itu ber gantung kepada objek dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan yang
dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses
pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa.
Contohhasil
renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya
gravitasinya. Akan tetapi tidak semua
orang mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri
kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir yang logik dan anal itik.
Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir
logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik
ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang
logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Penalaran
merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis.
Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah- langkah tertentu,
sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung.
Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada
logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik
sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran
kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
A.
Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya
ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui
antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al
seni dan tujuan hidup.
B.
M endasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada
hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak
bagi segenap bidang keilmuan.
C.
Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat
diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya
selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang
baru.
D.
Keserasian
Keserasian
ber asal dar i kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur
pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian
antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai
wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit
kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta
menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak ser asi
dan kur ang cocok, kur ang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap or ang “
Sayang” atrau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang
memandang i tu mer asa kecewa dengan adanya hal yang kur ang serasi .
Dalam
memadu r umah dan halaman, r umah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun
rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi
sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan
mengatakan “ Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumah dan halaman itu ada unsur
ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam
berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh.
Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu
duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata
memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi
setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak
sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga
menyatakan ukuran.
Contohnya
Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut
yang terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan
hati kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang
seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan kecewa.
Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan per tentangan yang ser asi.
Karena
itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan
pada dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang terdapat pada
sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity),
Keselarasan (Har mony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan
Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan ter
susun dar i ber bagai keselar asan dan per tentangan dar i gar is, war na,
bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwaKei n dah an adalah
suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu
dengan si pengamat.
Keserasian
identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat
menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengar an6. Sesuatu yang ser asi
tentu tampak indah dan yang tidak ser asi tidak indah. Pendapat lain
mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselar asan dinamik dan per
enungan yang menyenangkan. Dalam keselar asan itu seseor ang memiliki per asaan
seimbang dan tenang dan mempunyai citar asa akan sesuatu yang berakhir dan
merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan
ingin memper panjangnya.
Keserasian
tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan
antara warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara
nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan
menunjang keserasian, tetapi tidak selalu .
E.
Kehalusan
Kehalusan
berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan
atau keadaban. Halus bagi manusia iu
sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut
dalam menghadapi or ang. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam r
oman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Halus
itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun
masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau si kap or
ang sedang emosi , ber si kap sombong, ber si kap kaku si kap or ang yang
sedang ber musuhan. Sikap halus atau
lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih ter hadap sesama.
Sebab itu or ang yang ber sikap halus atau lembut biasanya suka memper hatikan
kepentingan or ang lain, dan suka menolong or ang lain. Sikap lembut merupakan
perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam per gaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap
rendah hati. Karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus
tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat
dan derajat dalam per gaul an.
Kehalusan
atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai orang lain, orang
yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai adalah ger
ak laku, r oman muka, tutur bahasa, dan sebagainya. Angota badan yang melahirkan sikap kehalusan
itu ialah Kaki, Tangan, Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman
muka, perkataan, pemilihan kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga dapat
dinilai halus dan tidaknya
Bagian
Rohaniah yang melahir kan sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran atau Karsa,
Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling mempengaruhi
dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang semuanya itu dapat
dinilai kehalusan dan kekasar annya. Cipta, r asa dan kar sa itu membuat or ang
ber ger ak, kar ena itu disebut “Tr i as Dinamika”.
F.
Manusia Dan Keindahan
Akal
dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh
akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu
saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan kar ena keduanya
timbul dar i sumber yang ber beda kehendak atau keinginan pada manusia
bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada hewan bersumber
dari naluri.
Sesuai
dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak dan
keinginan manusia itu pun bersifat demiikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi
jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk menciptakan
kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi
bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain
adalah sesuatu yang “Baik” , yang “Indah” . Maka “Keindahan” pada hakikatnya
merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan itu manusia merasa
nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu per aasaan “ (ke)-
manusia-(annya)” tidak ter ganggu.
Keindahan
yang bersifat jasmani yang dimaksudkan ialah keindahan yang dapat
“menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera penglihatan maupun
indera pendengaran. Keindahan yang bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang
dapat “ menyenangkan” atau “ memuaskan“ batin manusia. Tetapi per lu seger a
dipahami bahwa walaupun secar a mater ial keduanya dapat dibedakan, secara
Esensial keduanya tidak dapat dipisahkan; karena pada akhirnya “ Unsurk eman u
si aan” itulah yang harus menjadi penentunya. Sebuah lukisan yang secara
lahiriah “menyenangkan” tetapi jika “batin” manusia menolaknya karen lukisan
itu dapat ”mer usak” . Kemanusiaan manusia, maka lukisan itu tidak berhak
disebut indah.
Kodrat
manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat menyempurnakan
kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak senang terhadap
sesuatu yang jorok, yang tidak baik, dan yang merendahkan martabatnya. Karena
itu “Kei ndahan” bagi manusia sebenarnya bukan sekedar sesuatu yang menjadi “
harapannya“ melainkan merupakan sesuatu yang“ harus diusahakan adanya”.Salah
satu definisi yang paling dikenal adalah hasil pemikiran penyair romantik
Inggris, John Keats. Dibukunya yang ditulis tahun 1817,En dymi on, terapat
definisi tentang Keindahan semacam ini : “A thing of beauty is a joy forever :
It’s loveliness increases; it will never pass into nothingness”. “Sesuatu yang indah adalah kegembiraan
selama-lamanya : Kemolekannya ber tambah, dan takkan per nah menuju ketiadaan”
.
Persepsi
manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama.
Sebab per sepsi manusia ter hadap keindahan sangat ditentukan oleh daya
penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu
sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi dapatlah disebut
keindahan alam ar ti yang sebenar nya; sedangkan keindahan yang muncul dalam
dorongnan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti itu tentu saja
tidak akan diterima oleh “Keman u si aan” manusia, yaitu akal dan budi, karena
keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan “Kemanusiaan manusia” ,
melainkan justru sebaliknya.
Berbicara
tentang keindahan tak akan lepas dari pengertian Objektif maupun Subjektif.
Artinya ada Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif. Secara asasi keindahan
Objektif, ada pada sesuatu benda atau bar ang. Sifatnya abadi dan univer sal,
selama benda itu belum ber ubah dar i keadaan semula. Keindahan yang abadi
tidak terikat oleh waktu dan perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia tetap
ada. Keindahan objektif tidak tergantung kepada asas kegunaan (M anf aat)
lahiriah ataupun yang bersifat material.
Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena
sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing- masing
individu. Jadi sangat relatif. Artinaya sebuah benda sangat bermanfaat bagi
seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat tidak
disenangi.
Menurut
John Keats, keindahan objektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalah
kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya memiliki nilai yang
sama, yaituUn i ver sal danAbadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah jelasnya tidak ada keindahan jika tidak mengandung kebenaran,
dan yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Supaya
orang tidak terjerumus kedalam “keindahan semu” maka orang itu selalu
mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu harus
berupaya mempertemukan selera atau minat orang yang bersangkutan dengan selera
atau minat akal budinya. Seseorang disebut sebagai orang ysng berpribadi mulia,
bila orang tadi memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap keindahan
cenderung kepada keindahan objektif.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Adapun
yang menjadi kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Keindahanberasal dari kata Indah, Keindahan adalah
sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang
enak dipandang, cantik, bagus benar atau
elok.
2.
Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu
hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri
atau pembicar aan dalam hati kita tentang suatu hal.
3.
Keserasian ber asal dar i kata ser asi; ser asi dar i
kata dasarRasi ar tinya cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai
atau kena benar mengandung unsur penger tian per paduan, ukur an dan seimbang.
4.
Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar
(perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti
sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
3.2.
Saran
Saran dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari dan dipahami
maksud isi dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang manusia dan
keindahan serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Widagdho, Djoko, Dr s, Ilmu Budaya Dasar, (Jakar ta : Bumi Aksar a, 2008)
Akiel, Ahiruddin, S.Pd, Bahan Kul i ah Il mu Budaya Dasar, (Jakarta,
Unindra)
M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)
Situs r esmiW i ki pedi a ber bahasa Indonesia : tentang Keindahan
Si tusw w w .car i i l muonl i ne.com, Pakde Sofa : Il mu Budaya Dasar
Bag. 1