TANAMAN KENTANG ( Solanun tuberosum L. )
Kentang
(Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi
batang yang dapat dimakan dan disebut “kentang” pula.Tanaman ini merupakan
herba (tanaman pendek tidak berkayu)
semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di
dataran tinggi. Tanaman kentang merupakan tanaman semusim. Umbi kentang
berbentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran yang beragam. Secara fisiologis
umbi kentang merupakan organ penyimpanan makanan.
Kentang
merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras,
dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi, yang
merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi.
Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya dengan makan 200 gram
kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi. Kalium yang dikandungnya juga
bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat dibuat minuman yang
berkhasiat untuk mengurangi gangguan saat haid.
A. Sejarah Singkat Tanaman Kentang
Tanaman
ini berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat
bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18. Sentra tanaman
yang utama adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur),
Bali. Produksi kentang pada tahun 1998 mencapai 1.011.316 ton.
Sejarah Kentang di Indonesia
Kentang
ini merupakan hasil seleksi di Negeri Belanda pada tahun 1890, berkulit umbi
kekuning-kuningan, berdaging kuning, dan rasanya enak. Sesudah kemerdekaan, varietas-varietas kentang
hasil silangan dalam negeri mulai ditemukan dan sejak tahun 1963 lebih dari 21
varietas-varietas unggul yang mempunyai kualitas eksport diintroduksikan dari
Jerman dan Belanda Barat.
B. Karakteristik Dan Morfologi Tanaman Kentang
Kentang
(Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek
dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu
kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang antara 90-180 hari.
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Dalam dunia tumbuhan, kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species
: Solanun tuberosum L.
|
Dari tanaman ini dikenal pula spesies-spesies lain yang
merupakan spesies liar, di antaranya Solanum andigenum L, Solanum anglgenum L,
Solanum demissum L dan lain-lain. Varitas kentang yang banyak ditanam di
Indonesia adalah kentang kuning varitas Granola, Atlantis, Cipanas dan Segunung
.
Ø
Batang
Batang
tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang sudah tua
bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap.
Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang
tampak jelas dan ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya
sempit atau lebar, tepinya lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau
lebih. Pertumbuhan batang memiliki tiga
tipe tumbuh sebagai berikut:
~
Tegak : membentuk sudut > 45 o dari permukaan tanah.
~
Menyebar : membentuk sudut antara 30 o - 45 o dari permukaan tanah
~
Menjalar : pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman
yang sudah tua.
Ø
Daun
Daun
pada tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun
utama ( rachis), anak daun primer ( pinnae), dan anak daun sekunder ( folioles)
yang tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis
dibawah pasangan daun primer yang terbawah disebut petiole
Daun
majemuk tanaman kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyai tunas ketiak
yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan
simpodial
Ø
Bunga
Bunga
Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua
(hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga ( corolla) putih,
merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang
sari (stamen) masing-masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik
(pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah
benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya.
Ø
Buah dan
Biji
Satu
minggu setelah penyerbukan, bakal buah membesar dan berkembang menjadi buah
kentang berwarna hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, bergaris tengah +
2,5 cm, dan berongga dua. Buah kentang mengandung 500 bakal biji dan yang dapat
berkembang menjadi biji hanyalah berkisar antara 10-300 biji.
Ø
Stolon
dan Umbi Kentang
Bagian
batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti
sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara
diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian
ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi.
Ø
Akar
Tanaman Kentang
yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau
akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak
terdapat pada kedalaman 20 cm.
C. Perbanyakan Tanaman Kentang
a. Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal
dari biji
Apabila biji disemai maka akan berkecambah dengan keping biji (cotyledon)
muncul diatas permukaan tanah atau epigeal, reduculae tumbuh dan berkembang
menjadi akar tunggang dan kemudian membentuk akar serabut. Setelah batang
tanaman ini mencapai tinggi beberapa cm maka pada beberapa ketiak keping biji
tumbuh stolon yang selanjutnya tumbuh mendatar kesamping didalam tanah dan pada
ujungnya membentuk umbi, namun ukuran umbinya kecil.
b) Pertumbuhan tanaman kentang yang berasal
dari umbi.
Menurut Evans
(1975) ada tiga tahapan pertumbuhan tanaman kentang yang berasal dari umbi,
yaitu:
- Tahapan dari
sejak umbi bibit ditanam sampai menjadi tanaman muda dengan luas permukaan daun
kira-kira 200-300 cm2 , dimana umbi bibit masih memegang peranan utama sebagai
sumber makanan bagi tanaman muda tersebut.
- Tahapan
dimulainya pertumbuhan autotropi dimana pertumbuhan tanaman dibagian atas tanah
mendominasi semua pertumbuhan tanaman.
- Tahapan
dimulainya pembentukan umbi yang berlangsung sampai tanaman menua dan mati.
D.
Syarat Pertumbuhan
a)
Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun
sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin
kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan
tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama
penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi.
Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat
C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C
dan lebih dari 30 derajat C. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang
adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah
terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan
b) Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang
adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik,
berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang
baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki
sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan.
Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi
antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah
tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang
memiliki nilai pH sekitar 7.
c)
Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran
tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.
Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang
dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
E.
Kandungan
Gizi
Kandungan
karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan
lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah
sekitar 80 kkal. Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan
energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain
seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif
lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C,
kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan.
Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60
mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang
cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi
kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah
tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B
dan zat besi. Berikut ini merupakan zat-zat yang terkandung di dalam umbi
kentang.
Tabel
1. Kandungan Gizi kentang per 100 g
Kandungan Gizi
|
Jumlah
|
Energi
|
83,00 kal
|
Protein
|
2,00 g
|
Lemak
|
0,10 g
|
Karbohidrat
|
19,10 g
|
Kalsium
|
11,00 mg
|
Fosfor
|
56,00 mg
|
Serat
|
0,30 g
|
Besi
|
0,70 mg
|
Vitamin A
|
0,00 RE
|
Vitamin B1
|
0,09 mg
|
Vitamin B2
|
0,03 mg
|
Vitamin C
|
16,00 mg
|
Niacin
|
1,40 mg
|
Sumber : Dra. Emma S. Wirakusumah, M.Sc., 2001 (Buah dan Sayur untuk
Terapi)
Dari tabel di atas sangat jelas terlihat bahwa kentang memiliki
banyak kandungan zat dan vitamin. Diantara kandungan tersebut antara lain :
Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Kalsium, Fosfor, Serat, Besi, Vitamin A,
Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin C dan Niacin.
Kentang memiliki banyak
kandungan zat dan vitamin. Hal ini tentu menjadikan kentang sebagai tanaman
tang berguna dan bermanfaat bagi manusia.
F.
Manfaat
Tanaman Kentang
Umbi kentang sangat enak bila diolah menjadi makanan. Hal ini
menyebabkan begitu banyaknya makanan olahan dari umbi kentang baik dibuat sayuran,
cemilan dan masih banyak lagi makanan lainya. Namun selain dapat dibuat
makanan, kentang juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit tertentu.
Jadi dengan mengkonsumsi kentang berarti kita telah melakukan pencegahan atau
pengobatan terhadap penyakit tertentu. Adapun beberapa manfaat kentang bagi
kesehatan yaitu :
Ø Menambah
berat badan. Kandungan : karbohidrat
dan sedikit protein.
Ø Pencernaan.
Kandungan : karbohidrat, maka kentang
juga mudah dicerna tubuh.
Ø Kesehatan
kulit. Kandungan: Vitamin C dan B
kompleks serta mineral seperti potassium, magnesium, fosfro dan seng. Manfaat:
untuk menghilangkan jerawat atau noda di wajah.
Ø Rematik.
Kandungan : Vitamin, kalsium dan magnesium
Ø Peradangan.
Kandungan :vitamin C, potassium dan vitamin B06.
Ø Fungsi
otak. Baik buruknya fungsi kinerja otak sangat tergantung pada kadar glukosa,
suplai oksigen, beberapa jenis vitamin B kompleks, beberapa hormon, asam amino
dan asam lemak omega 3
Ø Enyahkan
Kantong Mata. Kandungan : zat catecholase
Ø Diabetes
Kandungan: zat pati (amilosa), protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi,
belerang serta vitamin A,B, dan C.
G. Budidaya Tanaman Kentang
a)
Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari umbi,
perbanyakan melalui stek batang dan stek tunas daun .
Umbi.
Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50
gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas,
tidak cacat, umbi baik, varitas unggul.
Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C.
Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 derajat C.
Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata
tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi
keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi
siap ditanam. Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita
beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman
dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi
2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus
direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun
pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang
lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan
secara ekonomis.
Stek Batang dan stek tunas
Cara ini tidak biasa dilakukan karena lebih rumit dan memakan
waktu lebih lama. Bahan tanaman yang akan diambil stek batang/tunasnya harus
ditanam di dalam pot. Pengambilan stek baru dapat dilakukan jika tanaman telah
berumur 1-1,5 bulan dengan tinggi 25-30 cm. Stek disemaikan di persemaian.
Apabila bibit menggunakan hasil stek batang atau tunas daun, ambil dari tanaman
yang sehat dan baik pertumbuhannya.
b) Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai gembur benar supaya
perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah
dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan.
Pada lahan datar, sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah
Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedang pada lahan
berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah untuk mencegah
erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi
30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat
diubah sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak
bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
c)
Teknik Penanaman
Ø Pemupukan Dasar
a.
Pupuk dasar organik berupa
kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20
ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam,
dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
b.
Pupuk anorganik berupa SP-36=400kg/ha.
Ø Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam 70 x
30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan anggapan umbi bibit berbobot sekitar
30-45 gram. Jarak tanaman tergantung varietas. Dimanat dan LCB 80 x 40
sedangkan varietas lain 70 x 30 cm.
Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
Waktu tanam yang tepat adalah diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14 hst. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium.
d) Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyulaman Untuk mengganti
tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang
telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan
cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman
baru pada lubang yang sama.
2)
Penyiangan Lakukan penyiangan secara kontinyu dan
sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan
penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan
pembentukan umbi
3) Pemangkasan Bunga Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya
dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi
perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan.
4)
Pemupukan Selain pupuk organik, maka pemberian pupuk anorganik juga
sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa diberikan Urea
dengan dosis 330 kg/ha, TSP dengan dosis 400 kg/ha sedangkan KCl 200 kg/ha.
Secara keseluruhan pemberian pupuk organik dan anorganik adalah sebagai
berikut: Pupuk kandang: saat tanam 15.000-20.000 kg. Pupuk anorganik, Urea/ZA:
21 hari setelah tanam 165/350 kg dan 45 hari setelah tanam 165/365 kg. SP-36:
saat tanam 400 kg. KCl: 21 hari setelah tanam 100 kg dan 45 hari setelah tanam
100 kg. Pupuk cair: 7-10 hari sekali dengan dosis sesuai anjuran. Pupuk
anorganik diberikan ke dalam lubang pada jarak 10 cm dari batang tanaman
kentang.
5)
Pengairan Tanaman kentang
sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin
tetapi tidak berlebihan. Pemberian air yang cukup membantu menstabilkan
kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin
sudah cukup untuk tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram
dengan gembor/embrat/dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20
menit).
e)
Hama dan Penyakit
1)
Hama Ulat grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat menyerang daun
dengan memakan bagian epidermis dan jaringan hingga habis daunnya.
Pengendalian: (1) mekanis dengan memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2)
kimia dengan Azordin, Diazinon 60 EC,
Sumithion 50 EC.
2)
Kutu daun (Aphis Sp) Gejala: kutu
daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus bagi
tanaman kedelai. Pengendalian: dengan cara memotong dan membakar daun yang
terinfeksi, menyemprotkan Roxion 40 EC, Dicarzol 25 SP.
3)
Orong-orong (Gryllotalpa
Sp) Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda.
Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian:
menggunakan tepung Sevin 85 S yang dicampur dengan pupuk kandang.
4)
Hama penggerek umbi
(Phtorimae poerculella Zael) Gejala: pada daun yang berwarna merah tua dan
terlihat adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan
materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, akan terlihat adanya
lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian: secara kimia
menggunakan Selecron 500 EC, Ekalux 25 EC, Orthene &5 SP, Lammnate L.
5)
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, selanjutnya berubah
menjadi abu-abu perak dan kemudian mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung
daun yang masih muda. Pengendalian: (1) secara mekanis dengan cara memangkas
bagian daun yang terserang; (2) secara kimia menggunakan Basudin 60 EC, Mitac
200 EC, Diazenon, Bayrusil 25 EC atau Dicarzol 25 SP.
f)
Penyakit
1)
Penyakit busuk daun Penyebab:
jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah, lalu bercak-bercak ini akan berkembang dan warnanya
berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang
merupakan sporangium. Selanjutnya daun akan membusuk dan mati. Pengendalian:
menggunakan Antracol 70 WP, Dithane M-45, Brestan 60, Polyram 80 WP, Velimek 80
WP dan lain-lain.
2)
Penyakit layu bakteri Penyebab:
bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman
layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: dengan cara
menjaga sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pemberantasan secara kimia dapat
menggunkan bakterisida, Agrimycin atu Agrept 25 WP.
3)
Penyakit busuk umbi Penyebab:
jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu
dan kering. Pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak
berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk.
Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan
bibit yang baik.
4)
Penyakit fusarium Penyebab:
jamur Fusarium sp. Gejala: infeksi pada umbi menyebabkan busuk umbi yang
menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang
penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor
mekanis. Pengendalian: dengan menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan
dan pendangiran. Pengendalian kimia dengan Benlate.
5)
Penyakit bercak kering (Early
Blight) Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan
berkembang biak di daerah kering. Gejala: daun terinfeksi berbercak kecil yang
tersebar tidak teratur, berwarna coklat tua, lalu meluas ke daun muda.
Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras.
Pengendalian: dengan pergiliran tanaman.
6)
Penyakit karena virus Virus
yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3)
Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A
(PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik
menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat
serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak
menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus
dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan
Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian:
tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian
dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas
dan membakar tanaman sakit, memberantas vektor dan pergiliran tanaman.
g)
Panen
Ciri dan Umur Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari,
tergantung varietas tanaman. Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120
hari; varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari. secara
fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah
berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen
kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas
bila digosok dengan jari.
Cara Panen
Waktu memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore
hari/pagi hari dan dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik
adalah sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan
hati hati dengan menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat
yang teduh. Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
h) Penyimpanan
Simpan umbi kentang dalam rak-rak yang tersusun
rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan dibersihkan dan disterilisasi dahulu
agar terbebas dari bakteri. Simpan di tempat yang tertutup dan berventilasi. Alat
pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus
berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan
selama pengangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Samadi, Ir. 1997. Usaha Tani Kentang. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Bonus Trubus no. 342. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi.
Info kentang bermanfaat
BalasHapus